![]() |
| Maulid Nabi Muhammad SAW via Kreatormerdeka.com |
Setiap
12 Rabiul Awal, umat Islam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Buat
sebagian orang, momen ini sebatas perayaan. Tapi kalau kita gali lebih dalam,
ada banyak pelajaran yang relevan banget untuk kehidupan sehari-hari, apalagi
buat kita yang lagi berjuang di jalan kreator.
Kenapa?
Karena perjalanan Nabi bukan cuma kisah spiritual, tapi juga teladan bagaimana
manusia bisa berdaya lewat karya yang memberi dampak besar. Dari
sinilah, kreator muda—terutama Gen Z—bisa belajar banyak hal.
1. Konsistensi Adalah Kunci Kepercayaan
Sebelum
jadi Rasul, Nabi Muhammad sudah dikenal dengan sebutan Al-Amin (orang
yang dapat dipercaya). Julukan itu lahir dari konsistensi beliau menjaga
integritas sejak muda.
Buat
kreator, ini pengingat penting: jangan terjebak pada mindset instan.
Popularitas dan viral mungkin menyenangkan, tapi kepercayaan audiens dibangun
lewat proses panjang. Kalau sekarang karyamu belum banyak dilihat orang,
ingatlah: konsistensi adalah investasi jangka panjang.
2. Keberanian Menyuarakan Ide
Saat
pertama menerima wahyu, Nabi Muhammad menghadapi tantangan besar: menyampaikan
kebenaran di tengah masyarakat yang belum siap menerimanya. Beliau tetap tegas,
berani, dan tidak berhenti meski ditolak atau dicemooh.
Bagi
kreator muda, ini relevan banget. Kadang ide atau karya kita dianggap aneh,
berbeda, bahkan ditolak. Tapi justru keberanian untuk terus berkarya dan
bersuara yang akan bikin karya kita berpengaruh. Kreator yang berani tampil
beda adalah kreator yang mengubah arah zaman.
3. Humanis dan Merangkul Semua
Nabi
Muhammad dikenal bukan hanya karena ibadahnya, tapi juga karena sikap
humanisnya. Beliau ramah dengan anak-anak, menghormati perempuan, peduli pada
kaum miskin, bahkan tetap berbuat baik pada orang yang memusuhinya.
Kreator
muda bisa belajar dari sikap ini. Karya yang baik bukan hanya pamer skill, tapi
juga memberi manfaat. Buatlah konten yang menyembuhkan, merangkul, dan memberi
harapan—bukan yang membenci atau memecah belah.
4. Visioner, Tapi Tetap Rendah Hati
Nabi
Muhammad punya visi besar membangun peradaban berlandaskan tauhid dan akhlak
mulia. Tapi di balik itu, beliau tetap sederhana dan rendah hati, tidak mencari
pencitraan berlebihan.
Di era
digital, popularitas sering dianggap segalanya. Padahal, popularitas hanyalah
bonus. Yang paling penting adalah dampak nyata dari karya kita. Jadi, tetaplah
punya visi besar, tapi jangan lupa menjaga kerendahan hati.
Penutup: Kreator Bisa Belajar dari Maulid
Nabi Muhammad SAW
Momentum
Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H ini jadi pengingat bahwa setiap kreator
bisa mengambil teladan dari Nabi. Mulai dari konsistensi, keberanian, sikap
humanis, hingga kerendahan hati.
Kalau
Nabi Muhammad bisa mengubah dunia dengan akhlak dan kemanusiaannya, kita juga
bisa memberi cahaya di ruang digital kita masing-masing. Lewat tulisan, musik,
desain, video, atau karya sederhana lainnya.
Karena
jadi kreator bukan sekadar bikin karya, tapi menghadirkan manfaat. Dan itulah
cara kita meneladani Nabi Muhammad SAW di era Gen Z—berdaya lewat karya, untuk
sesama.
