![]() |
Tan Malaka via Kreatormerdeka.com |
Ada satu kalimat dari Tan Malaka yang
sering dipetik banyak orang:
“Merdeka 100% bukanlah merdeka dari
penjajahan fisik saja, melainkan merdeka dari segala bentuk penindasan,
termasuk kebodohan.”
Kalimat ini terdengar seperti gema yang
tak pernah padam. Ia bukan hanya bicara soal bangsa, tapi juga soal manusia,
termasuk kita—anak muda di era digital yang punya kebebasan untuk memilih jalan
hidupnya.
Hari ini, kita hidup di zaman ketika
semua orang bisa jadi kreator. Kita bisa menulis, membuat video, merancang
desain, atau menciptakan musik dan menyebarkannya ke dunia hanya dengan satu
sentuhan jari. Namun, pertanyaan pentingnya adalah: apakah kita benar-benar merdeka
dalam berkarya, atau hanya mengikuti arus tanpa arah?
Di sinilah kita bisa belajar dari Tan
Malaka—seorang tokoh yang bukan hanya pejuang, tapi juga seorang kreator
gagasan. Ia menulis, mengajar, dan berjuang dengan cara yang mungkin pada
masanya dianggap mustahil. Dari perjalanan hidupnya, kita bisa menemukan
inspirasi untuk menjadi kreator merdeka: kreator yang berani berpikir
bebas, konsisten, dan berdaya lewat karya.
1.
Merdeka Pikiran Sebelum Merdeka Karya
Berpikir Merdeka via Kreatormerdeka.com
Tan Malaka percaya bahwa sebelum bangsa
bisa merdeka secara politik, rakyatnya harus merdeka pikirannya. Begitu pula
seorang kreator.
Sering kali kita terjebak pada
ketakutan: “Kalau karyaku jelek, bagaimana? Kalau orang lain tidak suka,
bagaimana? Kalau tidak ada yang melihat, apakah sia-sia?”
Pertanyaan-pertanyaan itu adalah bentuk penjajahan pikiran. Kita belum
benar-benar bebas berkarya jika masih menunggu validasi.
Merdeka pikiran berarti berani mencipta
tanpa terikat pada selera pasar semata. Tentu, relevansi itu penting. Tapi jauh
lebih penting adalah: apakah karya itu benar-benar mewakili dirimu? Apakah ia
lahir dari pikiran yang bebas?
Tan Malaka menulis dengan cara berpikir
kritis, logis, bahkan berani melawan pandangan umum. Itulah sebabnya tulisannya
tetap hidup, meski ia sudah lama tiada.
2.
Ilmu Adalah Senjata Kreator
![]() |
Banyak Belajar via Kreatormerdeka.com |
Buku Madilog (Materialisme, Dialektika,
Logika) lahir dari semangat Tan Malaka untuk membekali rakyat dengan cara
berpikir rasional. Ia tahu, bangsa yang bodoh akan mudah ditipu dan ditindas.
Maka ilmu harus dibagikan, meski jalan itu penuh resiko.
Begitu juga dengan kreator hari ini.
Konten tanpa dasar pengetahuan akan cepat menguap, tenggelam ditelan algoritma.
Tapi karya yang dibangun di atas ilmu, pengalaman, dan keinginan untuk
berbagi—akan bertahan jauh lebih lama.
Seorang kreator merdeka adalah
pembelajar seumur hidup. Ia membaca, mengamati, berdialog, lalu menyaring semua
itu menjadi karya yang bernilai. Dari situlah daya hidup karya tercipta.
3.
Karya Sebagai Alat Perjuangan
![]() |
Berani Berkarya via Kreatormerdeka.com |
Bagi Tan Malaka, tulisan bukan sekadar
barisan kata. Ia adalah senjata. Ia pernah berkata, “Ide-ide tidak bisa
dibunuh dengan peluru.”
Hari ini, kita pun bisa melihat betapa
kuatnya sebuah karya. Sebuah artikel bisa mengubah cara berpikir ribuan orang.
Sebuah video pendek bisa menggerakkan massa. Sebuah lagu bisa menyembuhkan hati
yang rapuh.
Kreator merdeka menyadari bahwa
karyanya bisa menjadi alat perjuangan—entah untuk mendidik, menggugah
kesadaran, atau sekadar mengingatkan manusia tentang sisi kemanusiaannya. Ia
tidak sekadar membuat karya demi hiburan, tapi juga demi makna.
4.
Berani Melawan Arus
![]() |
Berani Berbeda via Kreatormerdeka.com |
Tan Malaka berani berbeda. Ia tidak
takut ketika pandangannya bertabrakan dengan tokoh besar lain pada masanya. Ia
tahu, kebenaran kadang sepi pendukung.
Dalam dunia kreator, melawan arus itu
berarti tidak hanya mengejar likes atau views. Melawan arus
berarti berani memilih tema yang jarang dibahas, berani membicarakan hal-hal
yang dianggap tabu, atau sekadar jujur menuliskan isi hati tanpa takut
dihakimi.
Justru di situlah nilai kita sebagai
kreator akan terasa. Karena orisinalitas lahir bukan dari mengikuti tren,
melainkan dari keberanian untuk berbeda.
5.
Konsistensi Meski Berjalan Sendiri
![]() |
Konsisten adlah kunci via Kreatormerdeka.com |
Tan Malaka menghabiskan sebagian besar
hidupnya dalam pengasingan. Ia dikejar, ditolak, bahkan sering dilupakan. Tapi
satu hal yang tidak pernah ia tinggalkan adalah: menulis.
Di tengah keterasingan, ia tetap
konsisten berkarya. Dan konsistensi itulah yang membuat namanya abadi.
Kita, sebagai kreator, juga perlu menyadari
hal ini. Popularitas datang dan pergi. Algoritma bisa berubah. Dukungan bisa
hilang sewaktu-waktu. Tapi selama kita konsisten berkarya, karya itu akan
menemukan jalannya sendiri.
Kreator merdeka adalah ia yang tetap
menulis, tetap berkarya, tetap mencipta—meski dunia tidak selalu memberi tepuk
tangan.
Penutup:
Kreator Merdeka ala Tan Malaka
![]() |
Merdeka ala Tan Malaka via Kreatormerdeka.com |
Belajar dari Tan Malaka, menjadi kreator
merdeka berarti:
- Berpikir bebas sebelum berkarya.
- Menjadikan ilmu sebagai bahan
bakar.
- Menempatkan karya sebagai alat
perjuangan.
- Berani berbeda meski melawan arus.
- Konsisten meski kadang harus
berjalan sendiri.
Mungkin jalan ini tidak mudah. Tidak
selalu ramai dukungan. Tidak selalu penuh sorak sorai. Tapi bukankah justru
karya yang lahir dari kebebasan, keberanian, dan konsistensi itulah yang akan
meninggalkan jejak paling panjang?
Sebagaimana ide-ide Tan Malaka tidak
pernah mati, begitu pula karya kita bisa terus hidup—selama kita berani menjadi
kreator merdeka.
✨ Ingin membaca lebih banyak insight tentang perjalanan berkarya, personal branding, dan cara berdaya lewat karya?
👉
Jelajahi artikel lainnya di Blog Kreator Merdeka dan temukan inspirasi untuk
langkah kreatifmu berikutnya.