Perempuan dan Karya: Tak Harus Berkarier untuk Tetap Berdaya

 

Perempuan Berkarya via Kreatormerdeka.com

Di dunia yang serba cepat ini, sering kali perempuan diukur dari pencapaian kariernya. Seolah-olah, sukses itu baru sah kalau punya jabatan tinggi, gaji besar, atau pekerjaan yang terdengar keren saat disebut di acara keluarga.
Padahal, realitanya nggak sesederhana itu.

Nggak semua perempuan ingin — atau harus — menempuh jalan karier konvensional. Ada yang memilih fokus di rumah, membesarkan anak, menjaga keluarga, atau mengurus hal-hal yang nggak masuk CV tapi punya dampak luar biasa. Dan itu sama sekali nggak berarti mereka berhenti berkarya.

Karena karya itu luas.
Karya bisa lahir dari ruang tamu, dapur, atau halaman rumah. Dari sebuah buku harian, bisnis kecil yang dirintis di garasi, kelas online yang dibuat untuk membantu teman, hingga video sederhana yang menginspirasi orang lain di media sosial.

 

Karier dan Karya: Dua Hal yang Berbeda

Berkarier vs Berkarya via Kreatormerdeka.com

Karier adalah jalan profesional yang biasanya punya target jelas: naik jabatan, naik gaji, memperluas koneksi industri.
Karya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa — sesuatu yang bisa kamu tinggalkan, bagikan, atau kenang, tanpa harus dibatasi oleh struktur organisasi atau kantor.

Bisa saja perempuan memilih untuk tidak bekerja di kantor, tapi tetap menulis buku, membuat konten edukatif, menciptakan karya seni, atau merintis usaha dari rumah. Bahkan, ada karya yang tidak pernah diumumkan ke publik, tapi diam-diam memberi pengaruh besar di lingkaran kecil — seperti membentuk karakter anak, atau menanamkan nilai hidup ke komunitas sekitar.

 

Tekanan Sosial yang Perlu Dilawan

Tekanan sosial via Kreatormerdeka.com


Sayangnya, kita masih sering mendengar komentar seperti:
"Sayang banget udah kuliah tinggi-tinggi tapi nggak kerja."
Atau, "Nggak sayang ijazahnya kalau cuma di rumah?"

Padahal, keputusan untuk berkarier atau tidak adalah hak pribadi. Yang lebih penting adalah, apakah kita terus tumbuh dan memberi dampak, entah dalam lingkup besar atau kecil.

 

Karya Itu Nafas

Karya itu nafas via Kreatormerdeka.com


Kalau karier punya masa pensiun, karya itu nggak. Kita bisa terus berkarya sampai usia berapa pun. Bahkan, ada perempuan yang karyanya justru lahir di usia 50-an atau 60-an.
Selama masih ada ide, rasa, dan keinginan untuk berbagi, kita bisa terus mencipta.

Berkarya itu nggak harus ribet.
Menulis satu halaman di jurnal setiap pagi.
Membuat resep baru dan membagikannya ke tetangga.
Mengajari anak tetangga baca tulis.
Atau sekadar membuat orang lain tersenyum lewat hal kecil yang kita lakukan.

 

Berdaya Lewat Karya

Berdaya lewat karya via Kreatormerdeka.com

Perempuan yang punya karier hebat? Keren.
Perempuan yang memilih fokus di rumah tapi aktif berkarya? Juga keren.
Karena yang membedakan kita bukan di mana kita bekerja, tapi apa yang kita berikan.

Di Kreator Merdeka, kita percaya: berdaya itu bukan soal titel, tapi soal karya.
Kamu bisa memilih jalan hidup yang sesuai nilai dan ritmemu sendiri, tapi jangan pernah berhenti mencipta. Sebab, karya adalah cara kita meninggalkan jejak, menginspirasi, dan membuat dunia jadi tempat yang lebih baik.

 

💡 Teman kreator, ingat ini: Perempuan tak harus berkarier, tapi harus terus berkarya. Karena di akhirnya, yang dikenang bukan status pekerjaan kita, tapi nilai dan karya yang kita tinggalkan.
Mari terus Berdaya Lewat Karya — dari mana pun kamu memulainya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama