Perjalanan Gina Yuliyanti dari Menulis Quotes hingga Menerbitkan Novel Dua Waktu

 

Gina Yuliyanti via Kreatormerdeka.com

Di usia 20 tahun, Gina Yuliyanti tengah menapaki perjalanan yang penuh warna. Mahasiswi semester lima Jurusan Biologi UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ini bukan hanya sibuk dengan perkuliahan, tapi juga aktif di berbagai organisasi. Dari Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Biologi, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), hingga Ikatan Mahasiswa Bojonegara Pulo Ampel—semua aktivitas itu memperluas pandangannya dan diam-diam memberi bahan cerita untuk tulisannya.

Namun, jauh sebelum aktif berorganisasi, Gina sudah jatuh cinta pada dunia menulis. Awalnya hanya menorehkan quotes dan curahan hati di sela waktu senggang, hingga ia menyadari bahwa tulisan adalah ruang aman untuk jujur, sembuh, dan mengabadikan perasaan yang sulit diucapkan. “Setiap pengalaman punya cerita, dan setiap cerita sayang jika hilang begitu saja,” kenangnya.

Jejak Awal di Dunia Literasi

Perkenalan Gina dengan dunia literasi dimulai sejak ia duduk di Madrasah Aliyah. Di sana, pelajaran literasi membuka jalan baginya untuk menulis lebih terarah. Guru literasi tak hanya membimbing cara menyusun kata, tetapi juga memberi dorongan dan masukan yang menumbuhkan kepercayaan diri. Bersama teman-teman yang juga sedang menulis, Gina belajar bahwa karya tak harus sempurna sejak awal. Dari ruang kecil itulah lahir karya-karya pertamanya: antologi cerpen Afreeda (2021) dan Dandelion (2022).

Melahirkan Dua Waktu

Puncak perjalanan Gina sejauh ini adalah lahirnya novel Dua Waktu—kisah tentang trauma cinta, kegelisahan mengejar mimpi, dan perjalanan menemukan jati diri. “Ini cerita penyembuhan, pengikhlasan, dan menerima cinta sejati,” ujarnya. Ide cerita muncul dari satu kalimat kecil, berkembang menjadi premis, alur, hingga outline bab demi bab. Prosesnya memakan waktu lebih dari setahun, dimulai pertengahan 2021 dan rampung September 2022, sebelum akhirnya terbit dengan ISBN pada Juni 2023.

Ketekunan menjadi kunci. Gina tak menunggu mood datang; ia menjadwalkan waktu menulis, meski hanya menghasilkan satu kalimat. “Rahasia konsisten itu melawan rasa malas. Jangan tunggu mood, tulis saja,” pesannya.

Komunitas yang Menguatkan

Bagi Gina, komunitas adalah bahan bakar penting bagi penulis muda. Mereka bukan hanya tempat berbagi ilmu, tapi juga ruang saling menyemangati dan memberi umpan balik. Dukungan komunitas membuatnya berani menerbitkan karya dan menyadari bahwa menulis bukan sekadar bakat, tapi proses yang bisa dipelajari bersama.

“Menulis membuatku merasa berdaya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain,” kata Gina. Tulisan-tulisannya menjadi jembatan bagi orang lain untuk merasa tidak sendirian, menemukan cerita yang relatable, dan merasakan kekuatan kata-kata.

Tantangan dan Pelajaran

Meski sudah menelurkan karya, Gina tak lepas dari rasa ragu. Ia kerap mempertanyakan, “Apakah tulisanku cukup layak? Apa ada yang mau baca?” Namun, ia belajar bahwa draf pertama memang tak perlu sempurna. “Yang penting selesaikan dulu. Sempurna datang belakangan,” ujarnya tegas.

Inspirasi dari Sekitar

Aktivitas kampus dan organisasi memberinya banyak inspirasi. Bertemu orang dengan latar belakang berbeda, bekerja dalam tim, hingga mendengar cerita sehari-hari—semuanya memperkaya sudut pandangnya. Ia juga kerap menemukan ide lewat musik, film, atau sekadar berjalan sambil mengamati sekitar. Dari penulis, ia mengagumi Boy Candra yang lihai meramu kisah romansa dan perjalanan hidup.

Pesan untuk Kreator Muda

Untuk anak muda yang ingin menulis tapi masih ragu, Gina punya pesan sederhana: jangan menunggu siap. “Keberanian sering muncul setelah kita mulai. Tulis saja dulu, karena setiap pengalaman hidup pantas diabadikan,” katanya. Sebuah kalimat motivasi yang ia pegang teguh: Setiap pengalaman hidup punya cerita, dan setiap cerita pantas untuk diabadikan.

Melanjutkan Perjalanan

Kini, Gina tengah menyiapkan antologi cerpen bersama teman-teman sekolahnya dulu. Bagi yang ingin membaca karya-karyanya, novel Dua Waktu sudah bisa didapatkan melalui pesan langsung di Instagram @gina_ylynti3 atau @yddh.na.

Perjalanan Gina menjadi bukti bahwa menulis bukan hanya soal kata-kata, tapi juga cara menemukan diri, menyembuhkan luka, dan memberi manfaat bagi banyak orang. Dalam setiap kalimat yang ia tulis, tersimpan keberanian untuk bercerita—dan itulah kekuatan sejati seorang kreator muda.

Promosikan Karyamu Lewat Program RUANG KREATOR!

 

Kamu juga kreator muda yang punya karya tulis, film pendek, puisi, lagu, atau apapun yang layak disuarakan?

🎨 Logo Ruang Kreator via Kreatormerdeka.com

Gabung dan tampil di RUANG KREATOR bareng kreator-kreator inspiratif lainnya seperti Gina Yuliyanti!

📩 Langsung aja DM ke Instagram @kreatormerdeka

 Siapa tahu, giliran ceritamu yang menginspirasi Indonesia.

 

👉 Tonton obrolan lengkapnya di Ruang Kreator Episode #12 melalui YouTube:



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama