Menulis dari Hati, Berkarya Sejak Dini: Kisah Ayyesha & Kak Putri di Ruang Kreator

 

Ayyesha dan kak Putri via Kreatormerdeka.com

Di tengah dunia yang bergerak serba cepat, ada secercah cahaya dari generasi muda yang memilih untuk pause sejenak—lalu menulis. Di episode ke-4 Ruang Kreator, kita ngobrol bareng Ayyesha Kamila Akbar, penulis cilik yang sudah menerbitkan buku Pannie si Panda dan Kebiasaan Baik, serta Putri Utami Sukirno, mentor sekaligus ilustrator yang selama ini mendampingi Ayyesha tumbuh bersama tulisannya.

Buat teman kreator yang masih ragu buat mulai, kisah mereka bisa jadi titik awal yang menyentuh.

 

Awal Mula: Saat Rasa Penasaran Jadi Karya

“Halo, Ayyesha! Gimana sih awalnya kamu bisa tertarik menulis buku?”

Pertanyaan simpel itu langsung disambut cerita yang hangat. Ayyesha bercerita bahwa semuanya berawal dari hobi baca. Di masa pandemi, orang tuanya mendorong dia untuk ikut komunitas belajar menulis. Dari sana, ia mulai merangkai kata-kata. Kadang ide datang dari buku, kadang dari obrolan bareng keluarga, bahkan dari kelas menulis yang diikutinya bersama abang dan ibunya.

Lalu, kenapa sih tokoh ceritanya seekor panda?

“Aku pengen ngingetin tentang kebiasaan-kebiasaan baik lewat cerita yang seru,” katanya polos tapi penuh makna. Menulis jadi ruang buat menyampaikan nilai, bukan sekadar imajinasi.

Buat Ayyesha, serunya jadi penulis cilik itu karena bisa bebas berimajinasi, dan menyampaikan pesan kebaikan dengan caranya sendiri. Sementara itu, Kak Putri, sang mentor, mengenal Ayyesha pertama kali lewat komunitas Sahabat Literasi Anak (SL Kids). Di masa pandemi, mereka bertemu via online dan sejak awal, Ayyesha sudah menunjukkan semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi.

 

Proses Kreatif: Dari Imajinasi Sampai Jadi Buku

Proses menulis Pannie si Panda ternyata cukup dinamis. Ayyesha mulai dari mencari ide, menulis, lalu sempat berhenti karena idenya berubah. Tapi dari sana, ia belajar untuk berdialog lagi—dengan dirinya sendiri, keluarganya, dan tentunya membaca lebih banyak buku sebagai bahan bakar.

Sebagai ilustrator dan mentor, Kak Putri juga punya tantangan tersendiri. Ia harus menyamakan visual ilustrasi dengan isi cerita Ayyesha. Beruntungnya, bunda Ayyesha juga sangat kooperatif dan mendukung proses kreatif itu. Semua berjalan kolaboratif, saling bantu, dan saling percaya.

“Aku paling suka bagian waktu Pannie mau tidur, lalu baca tiga surat pendek,” kata Ayyesha soal bagian favorit dari bukunya.

Dan soal momen lucu selama proses menulis? Jawabannya simpel banget dari Ayyesha: “Nggak ada, biasa aja.” Kadang anak-anak memang jujur dan to the point, ya!

 

Komunitas yang Jadi Rumah Tumbuh

Logo Komunitas Sahabat Literasi via Kreatormerdeka.com

Buat Kak Putri, peran komunitas itu krusial. Dari sinilah ia membangun Sahabat Literasi sejak tahun 2018, awalnya dari proyek menulis antologi tentang tsunami Banten. Kini komunitas itu berkembang jadi ruang belajar yang luas: mulai dari menulis artikel, jurnal harian, self healing, bahkan kelas copywriting dan ulasan buku.

Gak cuma untuk dewasa, mereka juga punya SL Kids—wadah khusus untuk anak-anak yang ingin menulis dan berkarya.

Komunitas ini bukan hanya online, tapi juga hadir offline: ke sekolah-sekolah, mendampingi ekstrakurikuler menulis, hingga menerbitkan buku lewat SL Books, lini penerbitan yang berdiri sejak 2020. Tak hanya cetak buku, mereka juga memberi pelatihan dan mentoring dari nol untuk penulis pemula.

Kunci dari semua ini? Dukungan dari orang dewasa.

“Komunitas memberi ruang tumbuh. Tapi orang tua adalah pendorong utama anak untuk berani dan berkembang,” ujar Kak Putri sambil mencontohkan bunda Ayyesha sebagai support system yang patut ditiru.

Harapan dan Pesan di Hari Anak Nasional

Setelah bukunya terbit, Ayyesha merasa senang dan bersyukur. “Semoga bukunya bermanfaat,” ucapnya. Ia juga sedang menulis cerita baru, kali ini tentang burung hantu yang suka membaca. Dari hobi baca, si burung hantu menemukan banyak manfaat. Sounds promising, ya?

Kak Putri pun berbagi tips tentang bagaimana mendorong lebih banyak anak untuk menulis:

1.           Mulai dari hal kecil: membacakan buku sejak dini.

2.           Bangun kepercayaan diri dan beri ruang eksplorasi.

3.           Temukan komunitas atau mentor.

4.           Dukung tanpa syarat, apresiasi sekecil apa pun usahanya.

Dan saat diminta memberi pesan untuk anak-anak Indonesia di Hari Anak Nasional, jawaban mereka menyentuh hati.

Ayyesha:
“Semoga anak-anak Indonesia bahagia, tetap semangat, suka membaca, rajin belajar, dan rajin beribadah.”

Kak Putri:
“Semoga anak Indonesia semakin mencintai orang tua dan gurunya, berani mencoba, gak takut gagal, dan terus semangat berproses. Tantangan akan makin berat, jadi penting untuk tetap belajar dan percaya diri.”

 

📚 Dapatkan Buku Bergambar Pannie si Panda dan Kebiasaan Baik

Cover Buku Kebiasaan Baik Pannie si Panda via Kreatormerdeka.com


Penasaran sama buku gemas dan penuh pesan ini?

👉 Kamu bisa beli langsung bukunya di Instagram Komunitas Sahabat Literasi di sini:

Beli Buku "Kebiasaan Baik Pannie si Panda" karya Ayyesha Kamila Akbar

Dukung penulis cilik Indonesia dan sebarkan semangat menulis sejak dini!

 

🌟 Promosikan Karyamu Lewat Program RUANG KREATOR!

Kamu juga kreator muda yang punya karya tulis, film pendek, puisi, lagu, atau apapun yang layak disuarakan?

Gabung dan tampil di RUANG KREATOR bareng kreator-kreator inspiratif lainnya seperti Ayyesha dan Kak Putri!

📩 Langsung aja DM ke Instagram @kreatormerdeka

Siapa tahu, giliran ceritamu yang menginspirasi Indonesia.

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama