![]() |
Widiyah penulis novel Fluida Rasa via Kreatormerdeka.com |
“Menulis itu mudah, lawan rasa malasnya yang susah.” – Widiyah
Halo, Teman Kreator!
Pernah nggak sih kamu ngerasa, apa yang kamu kerjakan
diam-diam—yang mungkin nggak ada yang tahu—ternyata diam-diam juga menuntunmu
ke sesuatu yang lebih besar?
Itu yang terjadi pada Widiyah, penulis muda di
balik novel Fluida Rasa. Di episode kedua Ruang Kreator, Widi
(begitu dia biasa dipanggil) berbagi kisah jujur dan penuh rasa tentang proses
kreatifnya. Dari nulis sembunyi-sembunyi di bangku MTS, sampai akhirnya berani
menerbitkan buku pertamanya.
Awal yang Sederhana, tapi Penuh Makna
Segalanya dimulai saat Widi duduk di kelas 8 MTS.
Waktu itu, Wattpad lagi hype banget, dan Widi mulai menulis cerita di
buku tulis. Teman-temannya yang baca malah nyaranin buat upload ke Wattpad.
Widi pun akhirnya nyoba, dan berhasil nulis sampai 11 bab, tapi cerita itu
nggak dilanjutin.
“Rasanya kayak... belum cukup punya bekal buat nulis
yang bener,” ujarnya pelan.
Pas masuk MA, Widi ketemu pelajaran literasi yang jadi
titik balik. Di sanalah dia sadar: menulis dan belajar harus jalan bareng. Ia
bahkan nggak menyesal menghapus cerita lamanya dari Wattpad. Baginya, itu
bagian dari proses bertumbuh.
Momen ‘Aha!’: “Aku Mau Jadi Penulis!”
Sebelum Fluida Rasa
terbit, Widi sebenarnya sudah sempat ikut dua antologi cerpen. Namun, anehnya
meski namanya tercetak di buku, rasa “ini jalanku” belum juga tumbuh
sepenuhnya.
Baru setelah Fluida Rasa
selesai dan benar-benar terbit—hasil dari proses panjang, jatuh bangun, dan
keputusan untuk tetap bertahan—Widi akhirnya mendengar suara hatinya dengan
lebih jelas: “Oh… ternyata aku bisa. Dan aku mau jadi
penulis.”
Tantangan Nulis? Mood, Kata, dan... WhatsApp
Jalan
menulis Widi nggak selalu mulus. Tantangan terbesar?
Mood swing. Rasa malas. Dan… overthinking soal kosakata.
“Baru nulis
dikit, langsung hapus. Kayaknya, katanya nggak pas.”
Belum lagi
kebiasaan buka KBBI berkali-kali saat nulis. Bukannya fokus, malah jadi ngedit
di tengah jalan. Dan seperti kita semua, gangguan klasik: notifikasi WhatsApp
yang muncul di saat-saat paling krusial—fokus langsung buyar.
Kalau Stuck, Widi Ngapain?
Jawabannya: healing
dulu.
Versi healing
Widi nggak ribet. Kadang cukup deep talk sama keluarga, jalan-jalan
sebentar, atau ikut seminar nulis yang bisa nyalain lagi semangat yang sempat
padam. Intinya, jeda itu penting.
Dari Ide ke Buku: Niat, Outline, Konsisten
Tiga hal
yang selalu jadi pegangan Widi waktu nulis:
- Niat – Karena tanpa niat, semuanya
cuma wacana.
- Outline – Biar cerita tetap punya
arah.
- Konsistensi – Karena ide hebat pun nggak
ada artinya tanpa eksekusi.
Saat ini, Widi masih memilih menerbitkan buku lewat
jalur indie. Bukan karena nggak ingin ke mayor, tapi karena ia sadar: yang
paling penting sekarang adalah selesai dulu, terbitkan dulu. Jalur
besar? Akan datang saat waktunya tepat dan mental sudah kuat.
Tips Nulis ala Widi
“Pelan-pelan aja, gapapa. Mau sambil drakoran juga
boleh, asal jangan nonton 30 menit, nulisnya cuma 5 menit,” katanya sambil
ketawa.
Teman Kreator, ingat: semua orang punya ritmenya
masing-masing. Yang penting? Selesaikan. Meski pelan. Cari seminar, ikut
komunitas, ngobrol sama sesama kreator, atau bahkan DM Widi kalau pengin
diskusi soal nulis—semua itu bisa jadi percikan kecil yang nyalain kembali
semangatmu.
Fun fact: meski kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa
Indonesia, Widi belajar soal brainstorming, outline, dan timeline secara
otodidak. Karena satu alasan: “Aku pengin nulis.”
Proyek Rahasia & Langkah Selanjutnya
Saat ini Widi lagi super sibuk. Ada proker UKM, acara
beasiswa, dan ia juga diamanahkan sebagai koor publikasi. Namun, di tengah
segala kesibukan itu, ada satu hal yang bikin dia semangat banget: rencana
nulis bareng teman MA yang sempat tertunda. Targetnya? Bisa terbit dalam 6
bulan ke depan. Dan yes, kabar baik lainnya: Fluida Rasa lagi-lagi
mengalir—menuju kelahiran novel kedua. Stay tuned, Teman Kreator!
Karya Widiyah yang Bisa Kamu Baca
![]() |
Cover novel Fluida Rasa via Kreatormerdeka.com |
Kalau kamu penasaran dan pengin menyelami tulisan Widi secara langsung, novel Fluida Rasa bisa kamu dapatkan dengan menghubungi Widi secara pribadi—karena naskah ini ia pegang sendiri, indie-style!
Kamu juga bisa menemukan dua antologi cerpen yang
memuat karya Widi, yaitu Afreeda dan Dandelion, yang tersedia di
perpustakaan MAS Nurul Hidayah Bojonegara, tempat Widi menimba ilmu dulu.
Satu lagi, karyanya yang baru rilis bulan Juni kemarin
berjudul Bisikan Sendu, bisa kamu temukan di Perpustakaan FKIP UNTIRTA.
Jadi kalau kamu sempat mampir, jangan lupa intip dan baca. Siapa tahu, dari
halaman-halaman itu, kamu menemukan rasa yang tak disangka-sangka.
Penutup: Buat Semua Kreator, Bukan Cuma Penulis
Pesan terakhir dari Widi:
“Semua orang bisa jadi penulis kalau punya niat,
persiapan yang matang sebelum nulis, dan konsisten. Menulis itu mudah, lawan
rasa malasnya yang susah.”
Dan Teman Kreator, pesan ini bukan cuma buat penulis.
Ini juga buat kamu—
yang melukis di kanvas, yang ngedit video semalaman, yang bikin musik dari
kamar, yang nulis skrip podcast, yang coding game, yang bikin konten, tapi
masih ragu buat posting.
Kita semua pernah mandek. Bukan karena nggak mampu,
tapi karena terlalu keras sama diri sendiri.
Takut karya kita nggak cukup bagus. Takut orang lain nggak ngerti.
Padahal semua karya hebat berawal dari satu langkah kecil: selesaikan dulu.
Karya yang kamu simpan diam-diam—di galeri HP, di
draft Canva, di buku sketsa, di folder laptop yang belum dibuka lagi—itu punya
nyawa.
Itu bagian paling jujur dari dirimu. Dan itu sudah cukup berarti.
Jadi, Teman Kreator...
Ambil napas
dulu.
Hidupkan lagi niatmu.
Ambil pelan-pelan bagian yang sempat kamu tinggalkan.
Nggak harus
cepat.
Nggak harus viral.
Nggak harus sesuai algoritma.
Yang
penting: selesai.
Dan kalau
kamu butuh ruang buat mulai lagi—
Ruang Kreator akan selalu ada.
Untuk dengar ceritamu. Untuk rayakan prosesmu.
Mau cerita
prosesmu juga ditampilkan di Ruang Kreator?
Yuk, DM kami di Instagram @kreatormerdeka.
Kita percaya:
💬 Setiap cerita layak diceritakan.
🔥 Setiap proses pantas dirayakan.
Sampai jumpa
di episode selanjutnya, Teman Kreator!